Agar Cinta Abadi [Proses Menulis 10]

Cinta? Siapa sih yang ndak kenal dengan kata yang satu ini. Sebuah kata yang bisa merubah dunia seperti surga. Kekuatannya mampu mengalahkan segalanya. Cinta tiada banding dan tiada tanding jika sudah merasuk di hati manusia. Ia ibarat perahu yang dengan kekuatannya bisa mengarugi lautan seluas apa pun. Dia juga pedang yang bisa membabat habis siapa saja yang menghalanginya.  Cinta adalah kekuatan, kekuatan yang akan merubah yang jelek menjadi indah, yang menakutkan menjadi yang dirindukan. Ia yang bisa mendatangkan kebahagiaan tiada tara. 

Tapi benarkah cinta akan menjelma menjadi sesuatu yang indah selalu? Lalu kenapa orang sering terluka karena cinta. Kenapa cinta sering menyemburkan bisa yang menyakitkan? 

Cinta memang menjadi fitrah manusia. Ia juga anugerah dari Yang Maha Kuasa. Rasa itu senantiasa akan ada dan ada dalam diri setiap manusia, meski harus dipahami bahwa cinta tak selalunya harus dikaitkan dengan dua insan yang berjenis kelamin berbeda. Bukankah ada cinta orang tua terhadap anaknya, pun sebaliknya. Bukankah pula ada cinta kita kepada saudara dan teman kita. Dari cinta yang tumbuh dalam diri manusia, cinta kepada Allah lah yang akan mendatangkan keabadian kebahagiaan. 

Cinta kepada Allah dan cinta karena Allah yang akan menyebabkan dunia menjadi indah dan menyebabkan kerusakan menyingkir dari diri manusia. Cinta yang seperti ini pula yang akan mengantarkan kebahagiaan abadi, tidak hanya di dunia yang memang bersifat fana ini tapi nanti di akhirat pun pemilik cinta Allah dan karena Allah ini akan merasakan nikmat yang sebenar-benarnya nikmat.

Sebaliknya, cinta yang muncul karena motivasi dunia, karena harta, rupa dan pangkat misalnya, justru akan menyengsarakan pemiliknya pada kesengsaraan yang dalam. Ia akan tertipu dan karenanya cinta akan segera hilang dari dirinya. Tertipu karena memang dunia ini hanyalah permainan yang menipu, demikian yang Allah jelaskan secara gamblang dalam Al Qur'an Surat Al Hadid, ayat 20, yang artinya:
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Maka apa-apa yang dibangun atas dasar dunia dan kepentingannya akan menjadi bumerang bagi pembangunnya. Demikian juga halnya dengan cinta. Dia akan menjadi sembilu yang sayatnya sangat perih dan menyakitkan jika bangunannya berasal dari materi-materi dunia. Pembangun cinta dunia ini akan segera terkejut dan terperanjat manakala hasil cinta tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan bertolak belakang. Tentu kita tidak ingin mengalaminya. Karenanya, tak ada jalan lain untuk melanggengkan cinta kita kecuali cinta yang didasari karena cinta kita karena Allah. Bertemu dan berpisahnya juga karena Allah.



posted under |

0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Popular Posts


Komentar Terbaru